Pernahkah kamu berada dalam posisi yang memaksamu harus melakukan negosiasi gaji dengan atasanmu? Atau apakah kamu berpikir untuk meminta kenaikan gaji namun tidak tahu harus mulai dari mana?
Baik kamu sedang wawancara untuk suatu pekerjaan atau saat ini sedang bekerja untuk suatu perusahaan, pembicaraan mengenai gaji pasti akan selalu ada. Baik untuk menegosiasikan gaji atau untuk meminta kenaikan gaji. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perusahaan memberikan fleksibilitas kepada pekerjanya perihal negosiasi gaji.
Negosiasi gaji bukan hanya meliputi perbincangan mengenai seberapa banyak upah yang akan diterima seorang pekerja, namun juga termasuk dengan benefit lain yang akan didapatkan seperti tunjangan, cuti, asuransi dan lain-lain.
Sebuah survey yang dilakukan oleh website Salary.com menunjukan bahwa hanya 37% pekerja yang menegosiasikan gajinya, dan 18% orang tidak melakukan negosiasi. 44% lainnya bahkan mengklaim bahwa mereka tidak pernah membahas mengenai kenaikan gaji ketika performance review.
Banyak alasan yang dapat melatarbelakangi mengapa seseorang tidak melakukan negosiasi gaji, seperti merasa takut atau tidak enak misalnya. Dan tentu saja, menegosiasikan gaji dengan atasan bukan sebuah perkara yang mudah. Hasilnya pun belum tentu memuaskan.
Margaret A. Neale, seorang profesor negosiasi dari Stanford University mengatakan bahwa jika kamu mendapatkan gaji sebesar $100.000 dan rekan kerjamu dengan tanggung jawab yang serupa menegosiasikan untuk mendapat gaji sebesar $107.000, maka kamu harus bekerja selama 8 tahun lebih lama untuk dapat sekaya rekanmu pada saat masa pensiun.
Untuk itu, menegosiasikan gaji atau meminta kenaikan gaji merupakan hal yang perlu dipelajari oleh setiap pekerja karena sewaktu-waktu kamu juga perlu melakukannya. Dan karenanya, tim berbagiloker.com telah mempersiapkan langkah-langkah yang perlu kamu lakukan sebelum melakukan negosiasi gaji.
Cara Melakukan Negosiasi Gaji Dengan Baik dan Benar
1. Riset Range Gaji
Terdapat kemungkinan besar ketika kamu melakukan interview kerja, recruiter akan menanyakan mengenai ekspektasi gaji yang kamu harapkan. Ini menjadi semacam sebuah cue atau tanda untuk memulai negosiasi gaji. Momen ini dapat menjadi menakutkan atau bahkan membuat nervous sebagian orang yang memang tidak mempersiapkan jawabannya. Untuk itu sebelum menjalankan interview, pastikan kamu sudah berjaga-jaga akan datangnya pertanyaan tersebut dengan melakukan riset terlebih dahulu.
Riset apa yang perlu kamu lakukan? Untuk mempersiapkan kamu tentang pertanyaan seputar gaji, lakukanlah riset tentang range gaji atau salary benchmark untuk posisi yang kamu tuju. Selain itu, cari tahu juga berapa rata-rata gaji di perusahaan tersebut.
Banyak website yang dapat membantu kamu untuk dapat membandingkan gaji untuk posisi tertentu, atau kamu juga dapat menanyakan langsung kepada orang lain yang bekerja di perusahaan tersebut atau memiliki pekerjaan yang sama denganmu.
Yang perlu kamu pertimbangkan juga adalah lokasi perusahaan serta seberapa besar perusahaan tersebut berpengaruh kepada rata-rata gaji yang diberikan kepada karyawannya. Perusahaan yang berlokasi di kota-kota besar seperti Jabodetabek, cenderung memiliki standar gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berlokasi di tempat yang jauh dari ibu kota dikarenakan dipengaruhi oleh upah minimum wilayah. Jadi jangan lupa untuk memperhatikan hal tersebut.
Harus kamu perhatikan juga bahwa pada beberapa bidang pekerjaan teknikal seperti desainer grafis, Web developer, Programmer dan lain-lain, mereka memiliki standar gaji yang lebih besar meskipun untuk posisi entry level.
Riset mengenai range gaji ini berfungsi untuk memberikanmu informasi tentang berapa standard gaji yang dapat kamu ajukan kepada recruiter saat ditanya mengenai ekspektasi gaji.
2. Lakukan Self-evaluation
Setelah kamu memahami berapa rata-rata gaji untuk posisi pekerjaan tertentu, langkah selanjutnya adalah mencocokannya dengan dirimu sendiri. Lakukanlah self-evaluation dan tanya pada dirimu sendiri, sudah seberapa banyak kemampuan serta pengalaman yang kamu miliki.
Buatlah daftar mengenai pencapaian dan kontribusi apa yang telah kamu dapatkan pada pekerjaan sebelumnya. Jika memungkinkan, kamu juga dapat memberikan rekomendasi dari atasan atau rekan kerjamu di perusahaan terdahulu tentang betapa capable-nya kamu di bidang tersebut.
Atau jika kamu seorang fresh graduate, kamu dapat memaparkan mengenai latar belakang pendidikan, skill yang kamu miliki serta pengalaman yang kamu dapatkan dari organisasi kampus atau kegiatan volunteer yang kamu ikuti. Sertifikasi atau pelatihan yang pernah kamu ikuti juga dapat kamu jadikan bahan untuk bernegosiasi. Namun pastikan bahwa pencapaian dan kemampuan yang kamu paparkan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut.
Di sini kamu dapat menjelaskan bagaimana kemampuan dan pengalaman yang kamu miliki sedang sangat dibutuhkan oleh pasar dan merupakan sebuah aset berharga. Hal tersebut akan menempatkanmu pada bargaining position sehingga memungkinkanmu untuk mendapatkan gaji yang kamu inginkan.
Selain itu, mengevaluasi kemampuan dan keahlianmu akan dapat membantumu menentukan cakupan gaji yang cocok dan pantas. Dengan begitu, recruiter pun juga tidak akan ragu untuk memberikanmu gaji yang lebih besar jika mereka merasa kamu memang pantas mendapatkannya.
Salah satu trik saat menegosiasikan gajimu adalah dengan mengasumsikan bahwa kamu pantas mendapatkan angka tertinggi. Menurut Victoria Pynchon yang merupakan founder dari She Negotiates, hal tersebut merupakan permainan psikologi. Karena pasti setelahnya, recruiter akan menurunkan angka yang kamu minta.
3. Pilih Timing yang Tepat
Timing yang tepat untuk menegosiasikan gaji juga harus kamu pertimbangkan. Jika kamu sedang melakukan interview untuk sebuah pekerjaan, usahakan tunggu hingga recruiter yang membawa topik mengenai gaji terlebih dahulu. Namun jika ia sama sekali tidak membawa subjek gaji, tunggulah hingga kamu mendapatkan penawaran kerja resmi.
Jika posisinya adalah kamu sudah bekerja dan menginginkan kenaikan gaji, maka performance review merupakan timing yang tepat untukmu memulai pembicaraan mengenai gaji.
4. Tidak Ragu Untuk Menolak Tawaran
Menurut sebuah riset yang dilakukan oleh Columbia Business School, untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan, kita harus berani mengatakan jumlah angka yang kita mau secara spesifik.
Menurut riset tersebut, saat seseorang meminta angka yang spesifik saat negosiasi gaji, mereka akan cenderung mendapatkan penawaran final yang dekat dengan harapan mereka. Hal ini dikarenakan atasan akan mengasumsikan bahwa kamu telah melakukan riset gaji dan menyesuaikannya dengan market value.
Kamu juga harus bersiap jika atasan menawarkan angka yang jauh dari ekspektasimu. Jika sampai pada situasi ini, kamu memiliki dua opsi yaitu tetap mengambil tawaran tersebut atau menolaknya.
Terdapat banyak alasan yang dapat melatarbelakangi seseorang menolak tawaran yang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Bisa dikarenakan kebutuhan finansial, angka yang tidak sesuai market value atau karena seseorang paham bahwa skill-nya bernilai lebih dari itu. Alasannya beragam tergantung dari kebutuhan serta aspirasi masing-masing orang.
Menolak sebuah tawaran mungkin tidak mudah, namun kamu harus tahu kapan kamu perlu untuk melakukannya. Selain itu, bukanlah negosiasi namanya jika salah satu pihak belum mengatakan “tidak”. Negosiasi merupakan sebuah pembicaraan yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan di antara beberapa pihak yang kepentingannya tidak sepenuhnya sama atau dalam kata lain agree to disagree.
Jika hal tersebut terjadi, kamu dapat mengatakan “Saya sangat tertarik untuk bekerja di perusahaan ini dan saya yakin akan dapat banyak memberikan kontribusi ke depannya. Saya menghargai penawaran gaji tersebut, namun saya berharap untuk mendapatkan (sebutkan angka yang kamu harapkan) berdasarkan kemampuan, pengalaman dan performa yang saya miliki”.
Namun jika situasinya tidak memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan gaji lebih, kamu dapat meminta benefit dalam bentuk lain seperti cuti tambahan atau tunjangan lain.
Pada situasi tertentu, menolak sebuah tawaran dapat mendatangkan tawaran lain yang lebih baik. Namun pikirkanlah matang-matang jika situasinya adalah kamu sedang membutuhkan pemasukan. Karena recruiter akan selalu memiliki pilihan untuk memberikan tawaran pekerjaan kepada kandidat lain yang mau menerima tawarannya.
Negosiasi secara umum memang dapat menjadi menakutkan bagi sebagian orang, namun kamu harus tetap ingat bahwa tujuan akhir dari negosiasi bukan tentang kalah atau menang. Namun tentang menemukan keinginan dua pihak agar merasa saling diuntungkan.
Apakah tips negosiasi gaji di atas membantumu? Tinggalkan pertanyaan dan pesan pada kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu jika kamu menyukainya.